Mataram, 2025 — Sebagai bentuk tanggap darurat pascabanjir, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I (BWS NT I), Pemerintah Kota Mataram, TNI, Polri, serta warga dari Lingkungan Majeluk dan Karang Kemong melaksanakan kegiatan gotong royong pembersihan sampah dan material banjir yang menumpuk di sepanjang aliran Sungai Ancar, Kota Mataram.
Kegiatan ini digelar untuk menindaklanjuti dampak banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, yang menyebabkan penumpukan material alam seperti batang pohon, lumpur, plastik, dan berbagai jenis sampah lainnya di sungai yang membelah kawasan permukiman padat penduduk tersebut.
Kolaborasi Lintas Sektor dalam Penanganan Bencana
Dalam kegiatan pembersihan yang berlangsung secara intensif ini, seluruh pihak terlibat secara aktif dan bergotong royong, menunjukkan semangat solidaritas dan kepedulian bersama. Perwakilan dari Pemerintah Provinsi NTB yang turut hadir di lokasi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat dalam menghadapi kondisi darurat.
“Ini adalah bentuk kolaborasi nyata antara pemerintah, aparat, dan masyarakat. Semangat gotong royong seperti inilah yang harus terus dijaga, apalagi di saat-saat darurat seperti ini,” ujar perwakilan Pemprov NTB.
Pihak BWS NT I juga mengerahkan alat berat dan personel teknis untuk membantu proses pengangkutan material besar dan pengerukan sungai. Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup Kota Mataram mengoordinasikan pengangkutan sampah-sampah ke tempat pembuangan akhir.
Pembersihan Sungai Demi Keselamatan dan Kesehatan Warga
Tumpukan sampah dan material yang menutupi sebagian aliran Sungai Ancar dikhawatirkan dapat memicu banjir susulan apabila tidak segera ditangani. Selain memperlancar arus air, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit yang bisa timbul akibat air yang tercemar serta lingkungan yang kotor.
TNI dan Polri turut memberikan dukungan logistik, distribusi alat kebersihan, serta pengamanan selama kegiatan berlangsung. Personel dari Kodim dan Polresta Mataram bahkan ikut terjun langsung ke aliran sungai, membantu warga membersihkan saluran dan mengangkat material berat.
Apresiasi dan Harapan dari Warga
Warga dari kedua lingkungan yang terdampak langsung menyambut baik inisiatif ini. Salah seorang warga Lingkungan Majeluk, Ibu Rina, mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran berbagai pihak yang turun tangan langsung dalam penanganan pascabanjir ini.
“Kami sangat bersyukur. Ini menunjukkan kepedulian yang besar terhadap kondisi kami setelah banjir. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut, terutama menjelang musim hujan nanti,” tuturnya penuh haru.
Selain warga, tokoh masyarakat setempat juga hadir dan memberikan motivasi kepada para relawan untuk tetap semangat dan menjaga kebersihan lingkungan secara berkelanjutan.
Pemkot Mataram Siap Lakukan Pemantauan Berkala
Pemerintah Kota Mataram melalui Dinas PUPR dan Dinas Lingkungan Hidup menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pemantauan dan pembersihan secara berkala terhadap sungai-sungai utama di wilayah kota, termasuk Sungai Ancar yang menjadi salah satu jalur penting pengendali banjir kota.
“Ini bukan kegiatan satu kali. Kami akan terus memantau, mengevaluasi, dan melibatkan masyarakat dalam kegiatan kebersihan lingkungan secara berkala. Sungai yang bersih adalah tanggung jawab bersama,” ujar perwakilan dari Pemkot Mataram.
Penanganan Pascabencana yang Humanis dan Terpadu
Kegiatan gotong royong ini menjadi cerminan semangat penanganan pascabencana yang cepat, terpadu, dan humanis, serta memperkuat nilai-nilai gotong royong dalam masyarakat NTB. Pemerintah Provinsi NTB mengapresiasi semua pihak yang telah bahu-membahu dalam kegiatan ini, dan berharap agar kesadaran kolektif untuk menjaga lingkungan tetap terjaga dalam jangka panjang.