Mojokerto, 10 September 2025 — Warga Pacet Selatan, Kabupaten Mojokerto, digemparkan oleh penemuan 65 potongan tubuh manusia yang berserakan di kawasan semak belukar hutan pada Sabtu (9/9). Potongan-potongan tersebut ternyata milik TAS (25), seorang wanita muda yang diduga menjadi korban mutilasi oleh kekasihnya sendiri, AM (24).
Dalam waktu kurang dari 48 jam, Tim Satreskrim Polres Mojokerto berhasil menangkap pelaku yang sempat melarikan diri ke Surabaya usai melakukan aksi keji tersebut.
“Korban berhasil diidentifikasi berkat sidik jari yang masih utuh di salah satu potongan tangan. Ini menjadi petunjuk awal yang sangat krusial,” ujar Kapolres Mojokerto, AKBP Wahyu Hidayat, dalam konferensi pers pada Minggu (10/9).
Didorong Perselisihan Cinta dan Tekanan Ekonomi
Dari hasil penyelidikan awal, pembunuhan ini telah direncanakan oleh pelaku selama beberapa hari. Motif utamanya diduga terkait dengan konflik asmara, tekanan ekonomi, dan emosi yang tak terkendali. Pelaku merasa dikhianati dan tidak mampu menghadapi beban hidupnya, hingga nekat menghabisi nyawa kekasihnya secara brutal.
Polisi juga telah mengamankan alat yang digunakan untuk mutilasi, pakaian korban, dan sejumlah barang bukti lainnya yang memperkuat keterlibatan AM.
“Ini kasus yang sangat keji dan tidak manusiawi. Kami akan proses maksimal, termasuk memeriksa kondisi kejiwaan pelaku,” tegas Kapolres.
Pelaku Dijerat Pasal Berlapis, Kasus Terus Dikembangkan
AM kini resmi ditahan dan dijerat dengan pasal berlapis tentang pembunuhan berencana dan penghilangan nyawa dengan kekerasan, yang dapat dikenakan hukuman maksimal penjara seumur hidup atau pidana mati.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk tidak menyebarluaskan foto atau video potongan tubuh korban yang beredar di media sosial, demi menjaga etika dan perasaan keluarga.
“Kami minta masyarakat tidak ikut menyebarkan konten tidak pantas. Ini bentuk penghormatan terhadap korban dan keluarganya,” tambah Kapolres.
Hingga kini, penyidik masih mendalami apakah AM memiliki riwayat gangguan kejiwaan, serta kemungkinan keterlibatannya dalam kasus kekerasan lain yang belum terungkap.