Mataram — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menargetkan kemiskinan ekstrem di 106 desa miskin dapat dituntaskan sepenuhnya pada tahun 2029. Upaya ini dilakukan dengan menggandeng Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) sebagai mitra strategis, sebagaimana ditegaskan oleh Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, dalam kegiatan Penguatan Kapasitas Pengurus LKKS Provinsi dan Kab/Kota Se-NTB, Kamis (18/9), di Aula TP PKK Provinsi NTB.
Target: Kemiskinan <10%, Kemiskinan Ekstrem = 0% pada 2029
“Saat ini kita punya hampir 12% penduduk miskin. Dari jumlah itu, sekitar 2% adalah kemiskinan ekstrem, yang tersebar di 106 desa. Target kita, pada 2029 kemiskinan ekstrem itu harus nol, dan angka kemiskinan umum turun di bawah 10%,” tegas Gubernur Iqbal.
Fokus: Ketahanan Pangan & Pariwisata sebagai Solusi
Gubernur menyebut bahwa sektor ketahanan pangan dan pariwisata akan menjadi dua pilar utama untuk mendorong pemberdayaan dan kemandirian masyarakat desa. Dalam upaya ini, LKKS berperan penting sebagai penghubung antara program pemerintah dan kebutuhan riil masyarakat di akar rumput.
“LKKS adalah mitra strategis Pemprov NTB dalam isu kesejahteraan sosial dan pengentasan kemiskinan. LKKS harus bisa menjadi jembatan antara pemerintah dan denyut kehidupan masyarakat,” tambahnya.
LKKS Siap Menjadi Garda Depan Pemberdayaan Sosial
Senada dengan Gubernur, Ketua Umum LKKS NTB, Sinta M. Iqbal, menyatakan komitmennya untuk menjadikan “Desa Berdaya” sebagai model utama pemberdayaan sosial di desa-desa miskin ekstrem.
“Kami fokus pada program ‘Desa Berdaya’ untuk men-zero-kan kemiskinan ekstrem selama lima tahun ke depan, sesuai target pemerintah provinsi,” ujarnya penuh optimisme.
Arahan Strategis Gubernur untuk LKKS:
- Fokus pada pemberdayaan, bukan sekadar bantuan.
- Ciptakan masyarakat yang mandiri secara sosial.
- Perkuat koordinasi lintas mitra.
- Identifikasi potensi sosial di tiap desa.
- Desain program dengan dampak jangka panjang.
📝 Catatan Redaksi:
Dengan sinergi kuat antara Pemprov NTB dan LKKS, serta arah kepemimpinan yang visioner, misi besar untuk menuntaskan kemiskinan ekstrem bukanlah mimpi. Ini adalah kerja bersama untuk mewujudkan NTB yang lebih makmur, inklusif, dan berkeadilan.