Home / Ragam / Sosial / ๐—š๐˜‚๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ป๐˜‚๐—ฟ ๐—ก๐—ง๐—• ๐—ฆ๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐˜ ๐——๐—ฒ๐—น๐—ฒ๐—ด๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—œ๐—™๐—ฅ๐—–: ๐—•๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ ๐—ฆ๐—ผ๐—ฎ๐—น ๐—ช๐—ฎ๐—ธ๐˜๐˜‚, ๐— ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ด๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฆ๐—ผ๐—ฎ๐—น ๐—ž๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป

๐—š๐˜‚๐—ฏ๐—ฒ๐—ฟ๐—ป๐˜‚๐—ฟ ๐—ก๐—ง๐—• ๐—ฆ๐—ฎ๐—บ๐—ฏ๐˜‚๐˜ ๐——๐—ฒ๐—น๐—ฒ๐—ด๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—œ๐—™๐—ฅ๐—–: ๐—•๐—ฒ๐—ป๐—ฐ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ ๐—ฆ๐—ผ๐—ฎ๐—น ๐—ช๐—ฎ๐—ธ๐˜๐˜‚, ๐— ๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ด๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐—ฆ๐—ผ๐—ฎ๐—น ๐—ž๐—ฒ๐˜€๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ๐—ป

Mataram, 17 Oktober 2025 โ€” Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal, menyambut secara resmi Delegasi Donor Advisory Group (DAG) dari International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) yang melakukan kunjungan lapangan ke Pulau Lombok, Provinsi NTB, sebagai bagian dari agenda tahunan IFRC di Indonesia.

NTB menjadi salah satu dari tiga wilayah yang dikunjungi oleh delegasi internasional tersebut, bersama dengan Jakarta dan Banten. Kunjungan ini difokuskan pada evaluasi dan penguatan aksi kemanusiaan berbasis lokal, peningkatan ketangguhan masyarakat, serta pengembangan pendekatan antisipatif dalam mitigasi bencana.

NTB, Laboratorium Mitigasi Bencana dan Ketangguhan Sosial

Dalam sambutannya, Gubernur Iqbal menekankan bahwa NTB merupakan salah satu daerah dengan risiko bencana tertinggi di Indonesia, mulai dari aktivitas gunung berapi, gempa bumi, tsunami, hingga banjir dan cuaca ekstrem. Tingginya risiko ini menjadikan NTB sebagai daerah yang memiliki pengalaman sekaligus pembelajaran berharga dalam membangun sistem mitigasi yang responsif dan berbasis kearifan lokal.

โ€œKami sangat terbuka atas saran dan nasehat. Karena bencana itu soal waktu. Kita tidak tahu kapan akan datang. Tapi mitigasi adalah soal kesadaran, dan itu bisa terus kita bangun. Semakin banyak kita belajar, semakin banyak yang bisa kita lakukan untuk melindungi masyarakat,โ€ ujar Gubernur.

Ia menambahkan bahwa masyarakat NTB tidak hanya belajar dari setiap kejadian bencana, tetapi juga membangun budaya kesiapsiagaan yang kuat dengan tetap menjunjung tinggi kearifan lokal yang diwariskan oleh para leluhur sebagai bagian dari adaptasi terhadap alam.

Pulau Indah, Tapi Penuh Tantangan

Gubernur Iqbal juga menyampaikan bahwa meskipun NTB dikenal sebagai provinsi rawan bencana, tetapi daerah ini juga memiliki potensi alam yang luar biasa, menjadikannya destinasi wisata unggulan di Indonesia.

โ€œMeskipun NTB merupakan daerah rawan bencana, tapi kami juga adalah provinsi dengan potensi alam yang indah. Kami punya pantai, gunung, budaya, dan keramahan masyarakat. Ini yang menjadi kekuatan kami dalam membangun daerah,โ€ terangnya di hadapan para delegasi.

Ia berharap kunjungan ini bisa menjadi ruang dialog dan kolaborasi internasional untuk terus meningkatkan kapasitas penanggulangan bencana di daerah, dengan pendekatan yang lebih inklusif, berbasis komunitas, dan berkelanjutan.

Apresiasi untuk IFRC dan PMI

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada IFRC serta Palang Merah Indonesia (PMI) NTB atas komitmen dan kontribusinya dalam mendampingi masyarakat dalam berbagai program kebencanaan.

โ€œKami mengapresiasi seluruh delegasi DAG IFRC dan PMI yang telah mendedikasikan waktu, energi, dan keahlian untuk memperkuat sistem kebencanaan di NTB. Kolaborasi ini menjadi bekal penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih tangguh dan siap menghadapi tantangan ke depan,โ€ pungkasnya.

Membangun Masa Depan yang Siap Hadapi Risiko

Kunjungan lapangan DAG IFRC ini diharapkan dapat memperkuat jejaring kerja kemanusiaan global serta membantu merumuskan strategi investasi kemanusiaan yang efektif. Dengan pendekatan yang berfokus pada penguatan lokal, NTB diharapkan bisa menjadi contoh bagaimana kesadaran, kesiapan, dan kolaborasi bisa menjadi kunci utama dalam menghadapi bencana.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Sosial Media