Home / Daerah / Lombok Timur / Petani Tembakau di Desa Rarang, Terara, Lotim Mulai Resah Akibat Curah Hujan Tinggi

Petani Tembakau di Desa Rarang, Terara, Lotim Mulai Resah Akibat Curah Hujan Tinggi

Lombok Timur, 9 Juli 2025 — Curah hujan yang terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir mulai menimbulkan keresahan di kalangan petani tembakau di Desa Rarang, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur. Padahal, saat ini merupakan fase krusial bagi tanaman tembakau yang sedang dalam masa pertumbuhan menjelang panen raya.

Cuaca yang tidak bersahabat ini dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap kualitas dan kuantitas tembakau, yang selama ini menjadi salah satu komoditas unggulan dan sumber penghasilan utama bagi masyarakat setempat. Tembakau dikenal sebagai tanaman yang sangat sensitif terhadap kelembaban tinggi dan memerlukan kondisi panas serta kering agar bisa tumbuh secara optimal.

“Kalau terus begini, daun bisa mudah busuk dan berlubang. Tembakau butuh panas, bukan hujan terus-menerus seperti sekarang,” ujar H. Lalu Almaedi, salah seorang petani tembakau di Desa Rarang, saat ditemui di lahan miliknya.

Hujan yang turun hampir setiap hari dalam intensitas sedang hingga tinggi menyebabkan genangan di lahan pertanian serta meningkatkan risiko serangan penyakit pada daun tembakau. Akibatnya, sebagian besar petani mulai mempertimbangkan untuk mempercepat masa panen, meskipun kualitas dan ukuran daun belum mencapai standar ideal. Langkah ini ditempuh sebagai bentuk antisipasi kerugian lebih besar apabila kondisi cuaca tidak kunjung membaik.

Kondisi ini membuat para petani berada dalam posisi serba sulit. Di satu sisi, mereka harus menjaga kualitas tembakau agar tetap memiliki nilai jual tinggi. Namun di sisi lain, cuaca ekstrem membuat mereka harus mengambil keputusan cepat, meskipun berisiko merugi.

“Kami sudah melakukan semua tahapan tanam sesuai petunjuk. Tapi kalau alam tidak mendukung, hasilnya juga akan jauh dari harapan,” keluh salah seorang petani muda, Zulkifli, yang baru dua tahun menanam tembakau.

Tembakau Virginia dan Rajangan, yang banyak ditanam di wilayah ini, memiliki nilai ekonomi tinggi jika berhasil dipanen dalam kondisi baik. Oleh sebab itu, musim tembakau biasanya menjadi momen yang sangat dinantikan oleh masyarakat petani, bahkan menjadi penopang ekonomi keluarga selama satu tahun penuh. Namun tahun ini, kekhawatiran menggantikan optimisme yang biasa menyertai musim tanam.

Para petani berharap agar pemerintah daerah, dinas pertanian, serta pihak terkait segera memberikan perhatian lebih terhadap situasi ini. Mereka mengusulkan agar dilakukan penyuluhan teknis khusus untuk mengantisipasi dampak musim hujan pada tanaman tembakau, serta dukungan sarana pertanian seperti tenda pelindung, plastik penutup daun, atau bantuan pompa air untuk mempercepat pengeringan lahan.

“Kami bukan hanya butuh bantuan langsung, tapi juga arahan teknis agar tahu apa yang harus dilakukan saat cuaca ekstrem seperti ini,” tambah H. Lalu Almaedi.

Kecamatan Terara, khususnya Desa Rarang, dikenal sebagai salah satu sentra produksi tembakau di Lombok Timur. Setiap musim tembakau, ratusan hektare lahan ditanami, dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Apabila panen gagal, dampaknya tidak hanya dirasakan petani, tetapi juga oleh pekerja harian dan pelaku ekonomi lokal lainnya.

Musim tembakau tahun ini menjadi ujian berat bagi para petani yang telah bekerja keras sejak masa pembibitan hingga perawatan intensif. Mereka berharap kondisi cuaca segera membaik agar hasil panen tetap bisa diselamatkan dan usaha mereka tidak berakhir sia-sia.

Pemerintah daerah diharapkan hadir tidak hanya saat panen berhasil, tetapi juga saat petani menghadapi tantangan alam yang mengancam kelangsungan produksi.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *