Rarang, 12 Juli 2025 – Sejumlah petani di Desa Rarang, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, terlihat mulai melakukan kegiatan pengusiran burung secara rutin di areal sawah mereka. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap tanaman padi yang tengah memasuki fase krusial, yaitu tahap pengisian bulir atau pembentukan buah padi.
Tanaman padi yang mulai mengeluarkan malai menjadi sasaran empuk burung pemakan biji-bijian, seperti burung pipit dan burung emprit. Jika tidak diantisipasi dengan baik, serangan burung pada masa ini dapat mengakibatkan bulir padi menjadi kosong atau rusak, yang secara langsung mempengaruhi produktivitas dan hasil panen petani.
Dalam pantauan di lapangan, para petani melakukan pengusiran burung dengan berbagai cara tradisional. Salah satunya adalah dengan berjaga langsung di tengah sawah sambil mengeluarkan suara-suara keras, menggoyangkan alat pengusir sederhana, hingga menggantungkan kantong plastik dan tali rafia yang bergerak tertiup angin untuk menakuti burung.
Salah seorang petani asal Dusun Inen Selao, Ibu Padmi, mengungkapkan bahwa pengusiran burung secara manual seperti ini sudah menjadi tradisi turun-temurun yang tetap relevan hingga saat ini. “Burung sangat suka memakan bulir padi yang masih muda. Kalau tidak dijaga, bisa habis satu petak sawah. Kami harus rutin berjaga, apalagi saat pagi dan sore,” ujarnya sambil terus memantau gerakan burung di lahannya.
Fase pengisian bulir merupakan salah satu tahapan penting dalam pertumbuhan padi. Pada fase ini, nutrisi yang diserap dari akar dan dihasilkan melalui proses fotosintesis akan dialirkan ke bulir untuk membentuk isi gabah. Gangguan dari hama, termasuk burung, bisa mengganggu proses ini dan mengakibatkan hasil panen menurun, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Kepala Desa Rarang, Lalu Sahrandi, memberikan apresiasi kepada para petani yang terus berkomitmen menjaga dan merawat lahannya dengan maksimal. “Kami melihat sendiri semangat para petani untuk menjaga padinya. Pengusiran burung ini adalah bentuk ketekunan dan kecintaan mereka terhadap pertanian. Pemerintah desa akan terus mendukung dengan memberikan pendampingan dan fasilitas jika memungkinkan,” jelasnya.
Di tengah tantangan pertanian seperti perubahan cuaca, serangan hama, dan fluktuasi harga jual gabah, semangat petani untuk terus berproduksi secara mandiri merupakan harapan besar bagi keberlanjutan ketahanan pangan di tingkat desa. Selain itu, peran serta kelompok tani dalam memberikan edukasi dan koordinasi antar petani juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan efektivitas perlindungan terhadap tanaman.
Dengan terus dilakukannya pengawasan dan pengusiran burung selama fase pengisian bulir, diharapkan para petani di Desa Rarang dapat memperoleh hasil panen yang optimal, baik dari segi volume maupun kualitas, serta mampu mempertahankan ketahanan ekonomi keluarga mereka yang bersumber dari sektor pertanian.